Good but not Good








Balada hidup manusia tak tahu akan berirama seperti apa. Bisa meraung-raung menyayat hati atau bersorak-sorak kegirangan. Tergantung bagaimana angin nasib bertiup nantinya. Seperti kisah bocah kecil bernama SUSI LESTARI. Dia berlarian seperti anak ayam yang mengikuti induknya,berharap mendapatkan jajan yang mewah.
Matahari berbahagia pada hari itu,sinar nya seakan akan membakar gelora yang ada,Ibuku berbaik hati,dia ajak aku  ke warung,dan sesampainya diwarung ,kubuka lemari es,kulihat ada minuman yang aku pikir pada saat itu bisa mengurangi kegerahan dan memberikan nutrisi padaku.
Dengan tergesa-gesa,aku meminum  semua susu itu,aku habiskan sampai tetes susu penghabisan,kubuang botolnya,dan kukembali kerumah. Aku kembali bermain sembari menghabiskan waktu yang kosong ini, Aku terus bermain dan selalu saja bermain dengan teman seperjuanganku.
Matahari mulai redup,cahaya nya tak lagi membakar kegeriangan hati anak kecil ini,ibuku memanggil dan berteriak berharap agar aku kembali pulang kerumah dan mandi. Sesudah mandi akupun merasakan sesuatu yang menjanggal diperutku,aku merasakan pusing,lalu akhirnya akupun mengeluarkan seluruh isi perutku.


Aku bingung,aku lemas,orang tua ku panik 7 keliling,berucap tak karuan. Dikira angin telah masuk ke tubuhku,mereka beri aku minyak aku,ternyata muntah tak kunjung berhenti. Badanku semakin melepas,cairan didalam tubuh keluar tumpah berserak. What’s wrong with my stomach? Tak tahu,hilang akal,orang tua ku segera beli obat penuh harap aku bisa membaik.
Sejam dua jam hari semakin larut,ternyata tak ada kurangnya,masih sama. Mereka memutuskan membawa ku ke klinik terdekat,jaket tebal dan celana panjang dipakai kan agar suhu tubuhku terjaga. Sampainya di klinik,ternyata masih menunggu beberapa menit,muka ku pucat,mataku remang-remang,badan ku panas dingin,Suster memanggil ”SUSI LESTARI”,itulah tanda giliran ku.
Lalu ayahku menggendong ku,dibawa nya ku kebilik sebelah,segera dokter memeriksa ku,aku hanya teringat dokter itu prihatin terhadap kondisi ku,hari menunjukkan pukul 09.30 malam , dokter bertanya kepadaku,”adek terakhir tadi makan apa?”,lalu aku pun menjawab dengan polos,”saya tadi minum susu dok”.
Setelah dokter memeriksa,beliau menyimpulkan bahwa aku keracunan,what???? Keracunan?kok bisa,aku kaget,orang tua ku pun begitu. Ya,dokter memberi saran agar aku minum air kelapa sebanyak mungkin untuk menetralkan racun dalam tubuh ini. Aku dan orang tua ku kembali menunggu untuk pengambilan obat serta menyelesaikan administrasi. Lalu kami pun kembali kerumah tercinta.
Tak lama kemudian,kami pun sampai,waktu menunjukkan pukul 10.15. Ayahku segera memetik buah kelapa di halaman belakang rumah,dan bergegas memberi nya padaku. Selang beberapa jam,aku pun minum obat,kondisi ku semakin membaik,dan pagi pun datang,aku membaik dan semakin sehat. Lalu ibuku pergi ke warung dimana aku membeli susu pada waktu itu,dan mengecek kode kadaluwarsa nya,hmmm dan ternyata susu yang kuminum sudah kadaluwarsa sejak 1 bulan yang lalu. Ibuku menegur sang penjual untuk mengecek barang-baranya,jika sudah melebihi tanggal kadaluwarsa sebaiknya tidak dijual karena sangat merugikan sang pembeli.
Tak ada gading yang retak,begitulah pepatah yang berbunyi,susu itu tidak selalu bermanfaat,seketika dia bisa menjadi racun apabila kita tidak teliti,sejak peristiwa itu,aku selalu memperhatikan tanggal kadaluwarsa karena aku tak ingin jatuh ke lobang yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADVISABILITY:SHOULD,OUGHT TO,HAD BETTER

SYNTAX

UTS